Untuk rencana kunjungannya ke Kabupaten Pangandaran Jawa Barat, Mr. Norimitsu Miyagi Walikota Village of Ogimi, salah satu kota di jepang melakukan pertemuan dengan staff Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jepang.
Dalam pertemuan tersebut disimpulkan, Mr. Norimitsu miyagi beserta Dinas Pertanian, Dinas Perikanan dan beberapa dinas terkait lainnya di Village of Ogimi, sepakat akan melakukan kunjungan ke Kabupaten Pangandaran dan akan bertemu langsung dengan Bupati Pangandaran, H jeje wiradinata untuk membahas kerjasama di beberapa bidang usaha, dan kemungkinan tindak lanjutannya untuk membuat perjanjian kerjasama hubumgan Sister City antara Kabupaten Pangandaran dengan Kota Ogimi di Jepang
Permohonan kunjungan tersebut pun telah dilayangkan ke Pemkab Pangandaran melalui WhatsApp tertanggal 28 maret 2018, dan diterima langsung sekpri bupati untuk diagendakan.
Dalam surat tersebut, Mr Norimitsu miyagi beserta rombongan direncanakan akan hadir di Pangandaran pada tanggal 27 - 30 - April 2018.
Menurut salah seorang staff KBRI di Jepang, Andry, tahap awal sesuai hasil survey dengan tenaga ahli dari jepang, terkait hasil survey di lapangan dua bulan lalu, tentang pengembangbiakan glassill (anak sidat), baru akan bisa di tangkap nelayan sekitar bulan April.
“Jadi karena yang pertama kali dilakukan survey di Pangandaran tentang sidat, kemungkinan budidaya sidat yang akan menjadi prioritas awal bahasan. “ungkap Andry.
Seperti diketahui, saat ini jepang membutuhkan pasokan sidat (Unagi) sekitar 150.000 ton per tahun, tentunya Ini kesempatan untuk warga pangandaran untuk melakukan budidaya sidat, karena ini merupakan peluang di sektor perikanan.
Andry menambahkan, budidaya sidat ini akan dibimbing dan dipasilitasi langsung tenaga ahli dari Jepang, dan termasuk hasil budidayanya pun nantinya akan langsung dibeli pengusaha Jepang setelah sebelumnya diolah menjadi makanan kaleng yang akan dikerjakan di Pangandaran.
Dan jika saja ke depan program sister city ini berjalan dengan baik, menurut Andry, ini akan melibatkan ribuan tenaga kerja masyarakat Pangandaran.
“Sementara tentang rencana kerjasama antar kabupaten dalam program sister city sendiri, itu tergantung pihak Pemerintahan Kabupaten Pangandaran. “imbuh Andry. (ANTON AS)
Dalam pertemuan tersebut disimpulkan, Mr. Norimitsu miyagi beserta Dinas Pertanian, Dinas Perikanan dan beberapa dinas terkait lainnya di Village of Ogimi, sepakat akan melakukan kunjungan ke Kabupaten Pangandaran dan akan bertemu langsung dengan Bupati Pangandaran, H jeje wiradinata untuk membahas kerjasama di beberapa bidang usaha, dan kemungkinan tindak lanjutannya untuk membuat perjanjian kerjasama hubumgan Sister City antara Kabupaten Pangandaran dengan Kota Ogimi di Jepang
Permohonan kunjungan tersebut pun telah dilayangkan ke Pemkab Pangandaran melalui WhatsApp tertanggal 28 maret 2018, dan diterima langsung sekpri bupati untuk diagendakan.
Dalam surat tersebut, Mr Norimitsu miyagi beserta rombongan direncanakan akan hadir di Pangandaran pada tanggal 27 - 30 - April 2018.
Menurut salah seorang staff KBRI di Jepang, Andry, tahap awal sesuai hasil survey dengan tenaga ahli dari jepang, terkait hasil survey di lapangan dua bulan lalu, tentang pengembangbiakan glassill (anak sidat), baru akan bisa di tangkap nelayan sekitar bulan April.
“Jadi karena yang pertama kali dilakukan survey di Pangandaran tentang sidat, kemungkinan budidaya sidat yang akan menjadi prioritas awal bahasan. “ungkap Andry.
Seperti diketahui, saat ini jepang membutuhkan pasokan sidat (Unagi) sekitar 150.000 ton per tahun, tentunya Ini kesempatan untuk warga pangandaran untuk melakukan budidaya sidat, karena ini merupakan peluang di sektor perikanan.
Andry menambahkan, budidaya sidat ini akan dibimbing dan dipasilitasi langsung tenaga ahli dari Jepang, dan termasuk hasil budidayanya pun nantinya akan langsung dibeli pengusaha Jepang setelah sebelumnya diolah menjadi makanan kaleng yang akan dikerjakan di Pangandaran.
Dan jika saja ke depan program sister city ini berjalan dengan baik, menurut Andry, ini akan melibatkan ribuan tenaga kerja masyarakat Pangandaran.
“Sementara tentang rencana kerjasama antar kabupaten dalam program sister city sendiri, itu tergantung pihak Pemerintahan Kabupaten Pangandaran. “imbuh Andry. (ANTON AS)