TASIKMALAYA-Dewasa ini persaingan dunia kerja semakin sulit, apalagi jika tidak memiliki keahlian khusus, maka akan sulit untuk memperoleh pekerjaan, sehingga saat ini masih banyak lulusan sekolah masih kelabakan mencari pekerjaan. Atau terkadang pekerjaan yang didapat tidak sesuai dengan kofetensi keilmuan yang didapat dari bangku sekolah, maka salah satu solusinya kemandirian berwirausaha mutlak diperlukan guna mengimbangi ketatnya persaingan dunia usaha.
Salah satu upaya untuk mengimbangi persaingan tersebut, tentunya dengan memiliki keahlian khusus, karena dengan keahlian itu bisa didapat setidaknya bisa menciptakan dunia kerja baru, paling tidak untuk diri sendiri.
Membidik peluang usaha ke depan, tentunya dari sekarang harus memiliki perencanaan (planning) awal yang matang, salah satunya harus jeli memilih jurusan mata pelajaran disekolah.
Karena jurusan mata pelajaran yang dipilih pun harus bisa disesuaikan dengan pangsa pasar dan daya saing yang tidak begitu ketat namun menjanjikan peluang bagus. Peluang dunia usaha yang memiliki prospek cerah dan masih terbuka lebar, salah satunya usaha pakaian/ Busana.
SMK IT Nurul Hikmah di Kabupaten Tasikmalaya, mencoba menawarkan peluang ini dengan membuka jurusan ahli tata busana.
Sekolah yang berdiri Tahun 2007 ini menyediakan konsep berbeda guna mengimbangi persaingan kerja ke depanya pasca anak didiknya lulus sekolah. Di jurusan tata busana ini siswa dituntut untuk bisa mandiri sejak sekolah. Kemandirian anak didik di kejuruan tata busana sudah terlihat hasilnya, karena setiap tahunnyaharus bisa membuat baju batik buatan sendiri.
Menurut Kepala SMK IT Nurul Hikmah, Dudu Durahman, S.Pd.i, maka tak heran jika alumni lulusan SMK IT Nurul Hikmah ini banyak yang langsung bekerja, bahkan diantaranya, begitu lulus sekolah salah satu alumninya langsung diterima di Pabrik Kahatex dengan gaji yang fantastis.
Pada saat prakerin (magang) disalah satu pabriuk garmen di Cisumur ( Kawalu), kata Dudu, pemilik garmen pernah menawarkan agar para lulusan SMK IT Nurul Hikmah di kejuruan tata busana untuk bekerja di perusahaannya.
"Makanya anak-anak dari jurusan tata busana dituntut mulai sejak dini harus bisa mandiri, salah satunya setiap tahun harus mampu membuat baju batik. “kata Dudu lagi.(14/3)
Pada jurusan ini, lanjutnya, para siswa tidak bisa main-main, karena tugas tersebut harus bisa sampai jadi.
“Jadi ketika lulus, mereka tinggal mematangkan, karena sudah tidak kaku lagi", tandas Dudu.
Dudu menambakan, hasil kreatifitas anak jurusan tata busana selama ini belum sampai tahap produksi, pasalnya volume produksi terbatas dan terbentur financial. Dalam setahun para siswa rata-rata membuat 2 potong baju. Untuk membuat lebih buka tidak mampu, tapi karena terkendala modal produksi, huingga siswa hanya diwajibkan membuat 2 potong saja.
“Untuk sementara hasil karya mereka selama ini hanya untuk konsumsi sendiri, mereka tidak mau menjualnya karena siswa lebih cenderung merasa bangga ketika memakai baju buatan sendiri", tandasnya.
Hal senada dikatakan Komite SMK IT Nurul Hikmah, Dudung Abdul Rahman,S.Ag, melihat peluang usaha jurusan tata busana sangat terbuka sangat lebar, terbukti, baru saja magang di garmen, pihak perusahaan sudah memberi peluang dan siap dipekerjakan tanpa dibatasi quota.
Dikatakan Dudung, sekolah kejuruan yang berada dibawah naungan Yayasan Nurul Hikmah Unara yang beralamat di Kampung Unara Desa Kaputihan Kecamatan Jatiwaras ini, setiap tahun pendaftar yang mengambil jurusan tata busana terus mengalami kenaikan. Untuk itu SMK IT Nurul Hikmah pun menambah kembali 2 ruangan yang kini selesai dibangun.
"Siswa pun tak hanya dari Kecamatan Jatiwaras saja, ada yang dari Kecamatan Manonjaya, Cineam bahkan Kabupaten Garut, dan bagi siswa jauh, jangan khawatir karena sekolah sudah menyediakan pondokan dan makan gratis di pesantren Nurul Hikmah Unara", ungkap Dudung.
*** ( RUSDIANTO-ANWAR WALUYO )
Salah satu upaya untuk mengimbangi persaingan tersebut, tentunya dengan memiliki keahlian khusus, karena dengan keahlian itu bisa didapat setidaknya bisa menciptakan dunia kerja baru, paling tidak untuk diri sendiri.
Membidik peluang usaha ke depan, tentunya dari sekarang harus memiliki perencanaan (planning) awal yang matang, salah satunya harus jeli memilih jurusan mata pelajaran disekolah.
Karena jurusan mata pelajaran yang dipilih pun harus bisa disesuaikan dengan pangsa pasar dan daya saing yang tidak begitu ketat namun menjanjikan peluang bagus. Peluang dunia usaha yang memiliki prospek cerah dan masih terbuka lebar, salah satunya usaha pakaian/ Busana.
SMK IT Nurul Hikmah di Kabupaten Tasikmalaya, mencoba menawarkan peluang ini dengan membuka jurusan ahli tata busana.
Sekolah yang berdiri Tahun 2007 ini menyediakan konsep berbeda guna mengimbangi persaingan kerja ke depanya pasca anak didiknya lulus sekolah. Di jurusan tata busana ini siswa dituntut untuk bisa mandiri sejak sekolah. Kemandirian anak didik di kejuruan tata busana sudah terlihat hasilnya, karena setiap tahunnyaharus bisa membuat baju batik buatan sendiri.
Menurut Kepala SMK IT Nurul Hikmah, Dudu Durahman, S.Pd.i, maka tak heran jika alumni lulusan SMK IT Nurul Hikmah ini banyak yang langsung bekerja, bahkan diantaranya, begitu lulus sekolah salah satu alumninya langsung diterima di Pabrik Kahatex dengan gaji yang fantastis.
Pada saat prakerin (magang) disalah satu pabriuk garmen di Cisumur ( Kawalu), kata Dudu, pemilik garmen pernah menawarkan agar para lulusan SMK IT Nurul Hikmah di kejuruan tata busana untuk bekerja di perusahaannya.
"Makanya anak-anak dari jurusan tata busana dituntut mulai sejak dini harus bisa mandiri, salah satunya setiap tahun harus mampu membuat baju batik. “kata Dudu lagi.(14/3)
Pada jurusan ini, lanjutnya, para siswa tidak bisa main-main, karena tugas tersebut harus bisa sampai jadi.
“Jadi ketika lulus, mereka tinggal mematangkan, karena sudah tidak kaku lagi", tandas Dudu.
Dudu menambakan, hasil kreatifitas anak jurusan tata busana selama ini belum sampai tahap produksi, pasalnya volume produksi terbatas dan terbentur financial. Dalam setahun para siswa rata-rata membuat 2 potong baju. Untuk membuat lebih buka tidak mampu, tapi karena terkendala modal produksi, huingga siswa hanya diwajibkan membuat 2 potong saja.
“Untuk sementara hasil karya mereka selama ini hanya untuk konsumsi sendiri, mereka tidak mau menjualnya karena siswa lebih cenderung merasa bangga ketika memakai baju buatan sendiri", tandasnya.
Hal senada dikatakan Komite SMK IT Nurul Hikmah, Dudung Abdul Rahman,S.Ag, melihat peluang usaha jurusan tata busana sangat terbuka sangat lebar, terbukti, baru saja magang di garmen, pihak perusahaan sudah memberi peluang dan siap dipekerjakan tanpa dibatasi quota.
Dikatakan Dudung, sekolah kejuruan yang berada dibawah naungan Yayasan Nurul Hikmah Unara yang beralamat di Kampung Unara Desa Kaputihan Kecamatan Jatiwaras ini, setiap tahun pendaftar yang mengambil jurusan tata busana terus mengalami kenaikan. Untuk itu SMK IT Nurul Hikmah pun menambah kembali 2 ruangan yang kini selesai dibangun.
"Siswa pun tak hanya dari Kecamatan Jatiwaras saja, ada yang dari Kecamatan Manonjaya, Cineam bahkan Kabupaten Garut, dan bagi siswa jauh, jangan khawatir karena sekolah sudah menyediakan pondokan dan makan gratis di pesantren Nurul Hikmah Unara", ungkap Dudung.
*** ( RUSDIANTO-ANWAR WALUYO )