» » DAMPAK PERHUTANI KURANG INOVATIF ? DARI TAHUN KE TAHUN KUNJUNGAN KE TWA CAGAR ALAM TERUS MENURUN

DAMPAK PERHUTANI KURANG INOVATIF ? DARI TAHUN KE TAHUN KUNJUNGAN KE TWA CAGAR ALAM TERUS MENURUN

Penulis By on Jumat, 16 Juni 2017 | No comments

PANGANDARAN-Perum Perhutani yang sudah puluhan tahun mengelola Taman Wisata Alam (TWA) Pananjung Pangandaran dikeluhkan banyak pihak. Pasalnya, Perhutani dianggap  selama ini tidak pernah melakukan langkah-langkah inovatif sehingga dari tahun ke tahun pengunjung pun cenderung menurun.
Seperti disampaikan Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Pangandaran, Asep Noordin dan Ketua Kelompok Masyarakat Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kabupaten Pangandaran, Edi Rusmiadi. Mereka berdua sama-sama memberikan nilai minus pada kinerja BUMN ini.

“Perhutani merupakan BUMN harusnya profit oriented, dan untuk menjadi pwerusahaan yang menguntungkan dituntut harus terus berinovasi. “ungkap Edi.(6/6)

Kalau manajemennya terus seperti ini, lanjut Edi, TWA Cagar Ala mini arahnya mau dibawa ke mana, dari tahun ke tahun tidak ada perubahan dan terkesan asal-asalan.

Edi menambahkan, ia sangat menyayangkan terpuruknya TWA Cagar Alam Pananjung, padahal selain ada pemandangan pantainya, banyak lagi yang bisa dijual pada wisatawan, seperti hutannya yang rimbun berhawa sejuk, goa alam  atau kekayaan bukti sejarah keberadaan goa jepang bisa dijadikan destinasi wisata legendaris.

Edi juga menuturkan, hasil pantauan di lapangan serta berdialog dengan para pengelola, dapat disimpulkan ternyata perhutani memang terkesan tidak punya inisiatif dengan alasan menunggu instruksi pimpinan pusat. Seharusnya Asper Pangandaran, paling tidak kantor yang ada di lokasi punya keterpanggilan dan tanggungjawab moral.

Dan kalau memang merasa tidak mampu, sambung Edi, paling ada keinginan untuk menggandeng potensi masyarakat lokal, seperti Kompepar, Himpunan Pemandu atau lainnya  diajak diskusi.

“ Ini juga kalau memang pihak perhutani terbuka dan ada kemauan,” kata Edi.

Menurut Edi, banyak inovasi yang bisa dilakukan, seperti menjadikan sebagai wahana wisata edukatif, dengan lokalisasi satwa-satwa koleksi serta pelabelan jenis-jenis pohon yang ada di sana.

Diminta tanggapannya, Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Resort Pangandaran Yana Hendrayana mengatakan, Perum Perhutani mendapat Izin Pengusahaan Pariwisata Alam (IPPA) dari Kementerian Lingkungan Hidup sejak tahun 1996.

Dan izin pengelolaannya, lanjut Yana, masih tersisa selama enam tahun lagi. Namun menurutnya, bisa saja sewaktu-waktu izin tersebut dievaluasi dan dicabut jika kinerjanya tidak sesuai dengan kesepakatan awal.

Yana juga membenarkan, jika dari tahun ke tahun memang terjadinya penurunan kunjungan wisatawan. Ia menduga salah satu faktornya,karena tiadanya inovasi di TWA sehingga mungkin membosankan.

“Di ijin IPPA itu, tugas pokok Perhutani itu mulai dari menjaga keamanan, kebersihan dan pengadaan saran-sarana wisata dan itu harus berinovasi, karena itu yang akan menjadi daya tarik bagi wisatawan,”jelasnya. (hiek)
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya