PANGANDARAN-Dalam menjalani roda kehidupan terkadang keuntungan tidak selalu berpihak, sehingga terkadang orang sulit menerima keadaan yang sesungguhnya, apalagi terbelenggu dengan kemiskinan, segala cara mesti ditempuh demi memenuhi semua yang di inginkannya, tak perduli haram atau halal. Tak sedikit juga orang yang memanfaatkan ketadaannya tersebut dengan hanya berharap belas kasihan sesama hingga rela menjadi pengemis.
Tapi tidak begitu dengan abah Mamad (70) warga Nusagede Desa Cijulang Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran yang selalu tersenyum dalam menikmati dan menjalani hidup di usia senjanya, walau harus tetap bekerja mencari daun kelapa untuk dibuat sapu lidi.
“Dalam sehari bisa membuat tiga sapu lidi, walau saya harus duduk berlama-lama dalam mengumpulkan satu demi satu lidi dari daun kelapa yang sudah kering" Jelasnya.(20/6)
Tak ada rona kesedihan pada raut wajahnya yang sudah keriput yang sudah kenyang asam garam dalam cerita hidupnya. Dari usaha tersebut Mamad menjelaskan, dalam satu minggu ia bisa memproduksi 15 sampai 23 ikat sapu lidi, yang kemudian dijualnya ke pengepul dengan harga per ikatnya Rp.2500.
"Lumayan, dalam seminggu kadang bisa dapat 70 ribu buat nambah penghasilan isteri yang keseharian nya sebagai pedagang makanan keliling" Terang Mamad lagi.
Ia menambahkan, walaupun penghasilan pas-pasan, tapi ia selalu bersukur kepada Alloh yang hingga di usianya 70 tahun masih diberi kesehatan.
"Yang penting kerjaan yang saya jalani halal dari pada saya harus berharap belas kasihan orang apalagi sampai mengemis walau hidup serba kekurangan" Imbuhnya
Ia berharap suatu saat pemerintah Kabupaten Pangandaran bisa membantu permodalan untuk usaha bagi masyarakat miskin seperti dirinya. (AGE)
KETIMBANG NGEMIS, ABAH MAMAD JADI PENGRAJIN SAPU LIDI
Penulis By Pangandaran News on Kamis, 23 Juni 2016 | No comments
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya