PANGANDARAN. Dalam perjalanannya sejarah akan mencatat, H. Jeje Wiradinata-H. Adang Hadari adalah bupati pilihan rakyat pertama yang akan memimpin Kabupaten Pangandaran 5 tahun periode awal pemerintahan depinitif.
Jeje-Adang adalah salah satu putra-putra daerah terbaik yang diberi kepercayaan untuk menduduki cambuk kepemimpinan yang akan membawa pangandaran sebagai kabupaten ke 27 di Propinsi Jawa Barat. Dengan sendirinya, sebagai kabupaten termuda tentunya harus segera bisa mensejajarkan diri dengan kabupaten-kabupaten lain yang sudah lebih dulu ada.
Walau fondasi pemerintahan sudah terbangun dengan dua periode Pj bupati sebelumnya, namun pemerintahan dibawah pimpinan Jeje-Adang nantinya tetap akan menjadi lokomotif, mau dibawa kemana gerbong pangandaran dengan berbagai harapan masarakat di dalamnya. Dan salah satu tantangan berikutnya yang harus dilakukan Jeje-Adang adalah meningkatkan IPM (indeks pembangunan manusia)
Bagi seorang kepala daerah, syarat yang paling utama kesuksesan memimpin suatu masyarakat tidak dapat terjadi begitu saja tanpa memiliki kemampuan (skill) dan memimpin diri sendiri (self leadership).
Otonomi daerah memberi kekuasaan besar pada pemerintah daerah dan sistem pemilihan umum kepala daerah (PILKADA) sering menyebabkan KKN semakin marak diberbagai daerah. Pilkada secara langsung mendorong calon kepala daerah mengeluarkan biaya besar, miliaran sampai puluhan miliaran untuk bupati-walikota. Biaya kampanye pun sangat besar untuk memenangkan pilkada, sementara gaji kepala daerah setelah menjabat hanya puluhan juta per bulan, sehingga sulit mengembalikan dana melalui gaji dan akhirnya beresiko melakukan korupsi. Korupsi adalah contoh yang tidak baik untuk pemimpin pangandaran, dan rakyat berharap agar pemimpinnya bersih dari KKN.
Dengan potensi sumber alam yang melimpah adalah modal awal untuk lebih mensejahterkan rakyat pangandaran. Karena rakyat jelas membutuhkan hadirnya negarawan yang mampu membawa perubahan bagi daerah untuk mengatasi ketertinggalan dari daerah lain. Karena seorang negarawan bukan hanya menyelesaikan masalah sendiri, akan tetapi mengajak para aparatur negara dan masyarakat untuk mengatasi masalah bersama-sama, karena tanpa apresiasi dan keterlibatan dari pihak lain, mungkin sebuah daerah akan sulit berkembang.
Dengan sipat negarawan yang dimiliki Jeje-Adang, berkarya yang terbaik untuk tanah kelahiran adalah keniscayaan. Dengan karateristik masarakat yang sudah dipahami betul, arah pembangunan pun akan mudah dan tepat sasaran.
Suatu ketika, saat Jeje beramah-tamah dengan sejumlah awak media di kediamannya mengatakan, bahwa pemerintahannya kelak tidak akan alergi untuk dikritik. Jeje mengajak semua elemen untuk bahu membahu memberikan yang terbaik untuk pangandaran. “Malah kami akan terlena, semuanya merasa sudah benar jika nanti tidak ada kritikan. “Ungkap Jeje saat itu.
Tapi, lanjut Jeje, sebaiknya yang mengkritisi atau yang akan demo dengan kebijakan pemerintahan pangandaran sebaiknya dilakukan warga pangandaran sendiri. "Karena yang lebih tahu masalah pangandaran tentunya masarakat pangandaran. "Kata Jeje.
Begitu juga terucap dari H. Adang Hadari, dengan kritik yang sipatnya membangun, kenapa harus alergi. Intinya, semua lapisan masarakat harus mengetahui kemana anggaran daerah digunakan, sehingga tidak ada ketimpangan pembangunan satu daerah dengan daerah lainnya. “Kami lahir dan besar di pangandaran, sudah kewajiban kami untuk memajukan tanah yang melahirkan dan membesarkan kami. “Ungkap Adang.
Pemerintah dan masyarakat harus tetap berusaha saling bergandeng tangan untuk mewujudkan pangandaran religius, sejahtera dan maju berdaya saing tinggi.
Rakyat dan pemimpinnya tetap bersatu untuk saling asih saling asah dan saling asuh. Masarakat ada dalam posisi membantu dan memberi masukan, tombak dari semua harapan rakyat adalah pemimpin. Pemimpin sebagai pemberi keputusan akhir, pemimpin sebagi pembuat regulasi yang jujur, adil, berpihak untuk rakyat dan bertanggungjawab.
Sikap rendah hati harus tercermin dari atitude kepemimpinan atas sebuah proses politik menuju tahta kekuasaan. Jeje-Adang harus mempertaruhkan dirinya, pribadi dan golongannya demi kepentingan masarakat yang jauh lebih besar, dan jauh lebih tinggi. Sosok pemimpin bukannya harus menjaga citra yang baik dimata masyarakat. Karena kalau selalu berhitung terhadap pencitraan dan hasrat politik, maka tidak akan berbuat apa-apa Dalam membuat suatu keputusan pun harus tegas dan yakin putusan tersebut benar. Tetapi jangan mundur, karena seluruh masarakat yakin bahwa setiap membuat putusan tersebut adalah untuk kesejahteraan rakyat semata.
Pangandaran hebat kini terbentang di depan mata, setumpuk harapan rakyat pun kini ada di pundak Jeje-Adang, masarakat akan selalu menanti janji-janji yang pernah terucap pada saat kampanye lalu. Kepemimpinan mereka tentu akan menentukan bagaimana nasib rakyat pangandaran 5 tahun kedepan. Dan dalam tataran sosial diperlukan figur leader (pemimpin) yang mampu merajut titik-titik temu dari berbagai elemen masarakat yang heterogen, berbeda dari sisi ideologi, kultur dan tradisinya, menjadi suatu tatanan masarakat yang madani, selamat berkarya JIHAD !!. (hiek-PNews)
Home »
berita
» Selamat Datang Pemimpin Pilihan Rakyat, H. JEJE WIRADINATA-H. ADANG HADARI BUPATI PERTAMA PANGANDARAN
Selamat Datang Pemimpin Pilihan Rakyat, H. JEJE WIRADINATA-H. ADANG HADARI BUPATI PERTAMA PANGANDARAN
Penulis By Pangandaran News on Rabu, 24 Februari 2016 | No comments
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya